Kok, topik bahasan kita kali ini seks sih?? Kenapa yaaaa??? Biar ga penasaran, yuk kita simak beberapa hasil penelitian di bawah ini :
1 Hasil Penelitian Dirjen Kesehatan Masyarakat Depkes : 25-40% remaja yang masih sekolah di beberapa daerah pernah melakukan hubungan seks.
2 2,5 juta kasus aborsi di seluruh Indonesia, 1,5 juta diantaranya dilakukan remaja.
3 Hasil penelitian beberapa LSM : Di Bandung, 30% remaja sudah biasa berhubungan intim, Di Palu, pada tahun 2000, tercatat data remaja yang melakukan hubungan seks pranikah 29,9%, Sedangkan di Palembang 20% dan di Lampung 34%. Bagaimana dengan Makassar????
Data di atas menjadi gambaran betapa mengkhawatirkannya masalah tersebut. Apalagi di era yang serba canggih, informasi sangat mudah di dapat dari mana saja tanpa adanya filter. Aii…jadi bagaimanami? Tentu sudah bukan jamannya lagi menyembunyikan informasi tentang permasalahan seks pada remaja, tapi tentu saja info yang disampaikan haruslah info yang benar dan tidak sampe kebablasan. Masalahnya… banyak media, baik cetak maupun non cetak, malah menjadikan seks sebagai komoditi utamanya (Ga ada kerjaan kali… mestinya yang dijadikan komoditi kan beras,jagung,kopra,karet…biar sekalian bantu pak tani,tul gak?) ini malah membuat remaja semakin penasaran dan terdorong untuk melakukannya. Pfiuh…
Pendidikan Seks bagi Remaja, Perlu ga’ seeh…?
Fren, masalah seks dalam Islam memang bukan sesuatu yang tabu, tercela atau dibenci. Kita juga perlu tau, tapi tentu saja tidak diumbar. Kurang atau tidak adanya pendidikan seks bagi remaja seringkali dituduh menjadi penyebab meluasnya pre marital sex (melakukan sex padahal blom nikah) yang dilakukan remaja.Nah, apa saja sih yang perlu kita tahu?
Abdullah Nasih Ulwan, dalam buku Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam merumuskan pendidikan seks sebagai berikut : “ Upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak, sejak ia mengerti hal-hal yang berkenaan dengan seks, naluri, dan pernikahan. Sehingga jika anak telah tumbuh menjadi pemuda dan dapat memahami urusan-urusan kehidupan, ia telah mengetahui masalah yang diharamkan dan dihalalkan. Bahkan mampu menerapkan tingkah laku islami sebagai akhlak, kebiasaan, serta tidak akan mengikuti syahwat dan cara-cara hedonis”.
Memang sih.. ga ada istilah pendidikan seks dalam Islam, tapi itu bukan berarti tidak ada pendidikan seks dalam Islam loh! Coba deh perhatikan, Islam membahas seks satu paket dengan pendidikan nilai yang lain. Misalnya, ketika membahas akhlak, Islam mengatur pergaulan pria dan wanita, anjuran ghadul bashar (menundukkan pandangan), meminta izin bila seorang anak memasuki kamar ortu,dll. Dari segi ibadah, diatur perbedaan menutup aurat,mandi junub bagi yang selesai haid,nifas,bersenggama, dan mimpi basah. Dalam aqidah, dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan fisik-biologis dan psikologis antara pria dan wanita. Kalo syariah bagaimana?? Ada hukum untuk para pezina dan para pelaku seks menyimpang (homo & lesbi), juga aturan mengenai perkawinan. Dalam Islam, tidak ada pengkhususan umur tertentu untuk mendapatkan pendidikan seks.Pendidikan ini berlaku untuk semua umur (ga terkecuali kamu..! kamu…!kamu…!) tapi penekanannya berbeda-beda.
Kendalikan Nalurimu
Menurut Sigmund Freud (Tokoh Psikoanalisis), struktur kepribadian itu terdiri dari id, ego dan super ego. Id merupakan insting mendasar yang harus dipenuhi supaya qt tetap survive, atau biasa juga disebut insting primitif. Id selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu sex dan agresi. Ga boleh tidak,pokoknya harus dipenuhi!! Itu maunya id loh…
Id hanya mencari kenikmatan (pleasure principle), timbulnya dari alam bawah sadar. Kalo tidak dipuaskan, bisa timbul ketegangan. Nah, ketegangan ini diredakan dengan 2 cara yaitu refleks (Contohnya: Tubuh merasa terancam ketika ada benda asing yang masuk ke mata, secara refleks, mata akan menutup) dan proses primer (membayangkan obyek) misalnya gini, ketika timbul nafsu untuk melakukan hubungan seks, remaja lebih sering untuk melakukan fantasi.
Nah, tugas ego untuk mencari pemenuhan id dan menghubungkannya dengan faktor realita/kenyataan. Ego juga yang menjadi perantara antara id dengan super ego. Prinsipnya gini, apa yang id mau, ada atau tidak? Super ego kemudian menjadi kontrol yang menghubungkannya dengan prinsip moralitas. Super ego berada di alam bawah sadar, sebagai suara hati. Ia berfungsi merintangi kemauan-kemauan id dan mendorong ego untuk menggantikan tujuan realistis menjadi tujuan moral. Sampai disini, paham??
“Lanjuuuuuutt!”. Yup! Keingintahuan dan kebutuhan remaja terhadap masalah seks memang ada, tapi banyaknya stimulus (rangsangan) dari luar ikut memperparahnya. Padahal memang lumrah kok kalau manusia selalu merespon stimulus-stimulus dari luar. Ini sudah menjadi kaidah psikologi yang paling dasar, ada stimulus-ada respon. Namun, menghilangkan stimulus-stimulus tersebut juga bukan perkara yang gampang.
Ayo tanggung Jawab!!
Jangan lupa sobat pebi, setiap perbuatan kita akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah. Ketika usia kita sudah baligh, maka hukum-hukum Islam sudah berlaku pada diri kita. Siapkah kita, ketika ditanya Allah tentang perbuatan yang kita lakukan????
Komentar :
Post a Comment